Thursday, January 7, 2016

Role Playing Blog: Magus dan Kebangkitan Dewa



Bagian 1: Musnahnya Kerajaan Sandeey (part 1)


 “Sudah selesai?!” tanya Serel, gadis berbaju zirah yang terbuat dari baja, pakaian perang khas kerajaan Sandeey kepada seorang pemuda yang mengenakan jubah hijau pekat di sampingnya yang terlihat sedang merapalkan mantra dari bibirnya. Wajah gadis itu terlihat sangat panik.

Garyan tersenyum dan menjeda rapalan mantranya,”Apa yang terjadi pada Serel sang komandan pasukan elit termuda kerajaan Sandeey? Tidak biasanya terlihat panik seperti ini?” godanya kemudian.

Wajah Serel berubah menjadi sangat frustrasi. “Selesaikan saja mantramu, Garyan sang magus kepercayaan raja! Aku sedang tidak tertarik pada candaanmu,” sahutnya sambil menghembuskan napas berat. “Kita harusnya melindungi raja saat ini, bukannya malah terperangkap di dalam lubang sialan ini!” sambungnya lagi sambil menebaskan pedang mitrilnya ke dinding berbatu di sekitarnya hingga menimbulkan percikan api.

Serel dan Garyan terjebak ke dalam lubang bawah tanah sedalam dua puluh meter dari permukaan. Sebelumnya mereka bertarung melawan monster dan binatang buas yang tiba-tiba menyerang kerajaan Sandeey. Garyan, seorang magus kelas atas kerajaan sedang merapalkan mantra sihir untuk memulihkan kekuatannya dan membawa mereka keluar dari lubang itu.

Di tengah percakapan, secara tak terduga, seekor laba-laba raksasa melompat dari atas tepat menuju Garyan. Dengan cepat Serel melompat menerjang tubuh Garyan untuk menyelamatkannya dari serangan sang laba-laba raksasa. Namun kuku tajam sang laba-laba berhasil mengoyak baju Zirah Serel hingga melukai punggungnya dan membuat gadis itu tersungkur di atas tanah.

“SEREL!” teriak Garyan. “Laba-laba busuk!” makinya dengan amarah. Kemudian Garyan mengambil ancang-ancang dan mengarahkan kedua telapak tangannya di hadapan laba-laba itu. “Ignicius!!” pekiknya, kemudian muncullah sambaran api yang sangat besar dari sela-sela telapak tangannya, membakar habis sang laba-laba raksasa.

Setelah memastikan laba-laba itu mati, Garyan segera memangku tubuh Serel dengan kedua tangannya. “Bertahanlah, Serel, aku akan membawa kita keluar dari lubang sialan ini segera,” ucapnya dengan nada setengah berbisik. “Aelius,” rapalnya kemudian.

Seketika muncul pusaran angin dari kaki Garyan, membawa mereka melayang di udara dan membawa mereka keluar dari lubang itu.

No comments:

Post a Comment