Thursday, March 3, 2016

Kutukan Hotel Lesauch

Jam dua belas malam. Apanya yang jam dua belas? Sial! Aku tidak bisa mengingat apapun kecuali kalimat itu. Aku bahkan tidak ingat kenapa aku ada di tempat ini. Dan rasanya tubuhku lelah sekali, seperti habis berlari ribuan kilometer.

Apa yang terjadi sesungguhnya? Duh, kepalaku keliyengan.

Aku terbangun di tempat asing dan gelap ini beberapa menit yang lalu. Dengan kondisi hilang ingatan sebagian. Maksudku, aku ingat siapa aku, di mana aku tinggal, tapi aku sama sekali tidak ingat kenapa aku di sini sekarang.

Kuambil ponsel dari saku. Tertera di sana tanggal 6 Maret jam dua belas lewat satu menit. Aku tak menemukan bar sinyal. Sial!

Kugunakan torch dari ponsel itu untuk menerangi sekitar tempat aku berada sekarang. Setelah kumelihat sekeliling, perutku langsung mual! Tempat ini sangat mengerikan. Noda yang seperti darah berlumuran di mana-mana, dan aku baru menyadari bau amis yang menusuk.

Aku berjalan entah ke mana. Tak tahu tujuan, yang aku tahu aku harus mencari jalan keluar dari tempat busuk ini. Tempat ini seperti sebuah hotel yang sudah tidak digunakan lagi. Lantai marmernya menguning dan atapnya dipenuhi sarang laba-laba.

Aku terus berjalan ke depan melewati beberapa pintu di sisi kanan dan kiriku, Pintunya terbuat dari besi, catnya mengelupas dan sekarang hanya dihiasi karat. Dan lagi-lagi ada noda darah di setiap gagang pintu itu.

Kreekkk! Bunyi sebuah pintu terbuka pelan di sebelah kananku. Tertulis 202 di bagian atas pintu itu. Lututku lemas, jantung berdegup tak karuan, tanganku seakan mati rasa. Aku punya pilihan untuk melihat ke dalam ruangan menyeramkan itu, atau tetap berjalan ke depan.

Apa yang harus kulakukan?



No comments:

Post a Comment