Tuesday, June 17, 2014

Curhatan #KampusFiksiEmas Part 1

Semburat subuh di dini hari itu, membunuh jingga di mata kuning dan oranye langit... *plak! Dikeplak mimin KF gara-gara pakai narasi pembuka alam semesta.

Oke, langsung aja ya, vrooh... Apa itu event Kampus Fiksi? Sebuah acara yang diselenggarakan oleh penerbit DivaPress sebagai pembuka mata batin calon penulis fiksi/non-fiksi yang sedang mencari wadah untuk berbagi proses kreatif dalam menciptakan sebuah karya tulis.
Dibuka luas untuk umum (baik jomblo ataupun yang taken), semua bebas bergabung. Tapi dibatasi hanya 30 peserta untuk setiap angkatan, dan berikutnya disebut angkatan Kampus Fiksi Reguler.

Nah, Kampus Fiksi Emas adalah seleksi dari ratusan angkatan Kampus Fiksi Reguler yang dikerucutkan lagi menjadi total 20 peserta terbaik (saya salah satunya. Keren, ya...).

Intinya, kami 20 orang peserta Kampus Fiksi Emas adalah manusia-manusia pilihan alam semesta. Dan itu maktub! 

Oh, iya. Semua fasilitas selama kegiatan baik narasumber, akomodasi, transportasi dan konsumsi diberikan gratis tis tis!

Sesuai judul post, berikut ini adalah curhatan saya;

- Hari pertama, Jumat, 13 Juni 2014; "8 jam perjalanan dengan kereta, dan gue gak bisa tidur, vroh"

Saya dan Pia mengarungi rel kereta api bersama di Kamis malam mulai pukul setengah 8 dari Bandung. Estimasi sampai di Jogja pukul 3 pagi. Ini adalah perjalanan kereta api pertama kali dalam hidup kami masing-masing.
Dan layaknya penumpang alay lainnya, kami pun selfie sejenak di dalam kereta.









Hehehe. *abaikan saja bagian selfie ini







Di dalam kereta yang menempuh perjalanan 8 jam ini, kami melakukan hal-hal menarik untuk mengusir bosan. Yaitu, duduk, ngobrol, duduk, ngorol, duduk. Dan, 8 jam pun terasa ringan...(tapi, bohong!)

Akhirnya kami pun sampai di stasiun Tugu dijemput oleh Kang Kiki dan teman-teman DivaPress. Lalu dimobilkan langsung ke TKP (asrama Diva yang alamatnya saya lupa di mana, hehe)

Kami sampai di asrama pukul 4 pagi. Disambut dengan tidak ada penyambutan, karena hampir semua orang sudah tertidur. Bahkan semua ruangan sudah dimatikan lampunya, agar yang lain bisa tidur dengan khidmat.

Karena saya belum bisa tidur, jadi saya bangunkan saja teman-teman yang lain seperti Lia, Fia, Farrah, Mas Sayful, Reza yang sedang tidur-tiduran di ruang tengah asrama. Setelah mereka terbangun, saatnya saya tidur.

***

Waktu pun berlari... tau-tau sudah jam 7 pagi aja. Saya dan yang lainnya pun berebut kamar mandi untuk bersiap-siap karena acara kita hari itu akan dimulai jam 8 pagi.

Hari pertama Kampus Fiksi Emas sangatlah padat. Akan ada praktik nulis cerpen spontan 2,5 jam dan pengadilan karya cerpen masing-masing.


Acara dibuka oleh Mas Wahyu, MC kita yang sangat komunikatif...










Ini lho orangnya yang make everything happens, yang uangnya sepertinya unlimited...xD





Dan dilanjutkan sambutan oleh Pak Edi, CEO DivaPress sekaligus penggagas acara ini, sambil memegangi buku kumcer para peserta Kampus Fiksi Emas. 
"Gadis 360 Hari Yang Lalu"












Setelah beliau memberikan sepatah dua patah dan akhirnya menjadi patah-patahan kata yang bertaburan di lantai otak kami masing-masing...(cieileehh diksi lu, vrooohhh)
Tibalah saatnya sesi menulis cerpen spontan dengan tenggat waktu maksimal 2,5 jam! Dengan tema yang ditentukan oleh panitia. Duh!

Sontak saja muka-muka yang tadinya riang menjadi meriang. Bahkan otak saya pribadi sempat berteriak, "Lepaskan akuuu! Hentikan! Aku lagi gak pengin mikir beraattt!! Hentikaaannn!!
Yap! 2,5 jam untuk 1 cerpen dan harus selesai, soalnya akan di-post web resmi Kampus Fiksi (kampusfiksi.com) dan tanpa sentuhan editor. Jadi, publik melihat kemampuan murni para peserta tanpa bantuan siapapun.

Tapi, karena kami adalah manusia-manusia pilihan semesta, kami pun melewatinya dengan mudah... (mudah-mudahan gak malu-maluin)

Setelah itu, saatnya ishoma. Istirahat, makan. Yang lelaki sholat Jumat, yang perempuan juga sholat Jumat (karena hari itu hari Jumat)

***
Jam dinding menunjukan pukul 13:00. Saatnya pengadilan karya yang terdengar mengerikan itu.
Saya (Ersa Yusfiyandi), Reza Nufa dan Adityarakhman dapat giliran pertama diadili oleh Mbak Ita.
Editor kece yang satu itu menghajar karya saya sampai babak belur dan  diamini dengan tawa oleh seisi ruangan :(
Ini dia aksi Mbak Ita saat jadi judge bagi cerpen kami.











Dan saya cuma bisa menutupi wajah ganteng saya...
















Berbeda dengan Reza Nufa dan Adityarakhman yang mampu memberi pembelaan terhadap karya mereka masing-masing, saya memilih pasrah saja. Karena saya cinta damai...anak pantai...santai...

Di tengah acara sempat mati listrik sejenak, tapi tetap dilanjutkan sampai semua peserta kebagian diadili karyanya.
Yang masih melekat di kepala saya adalah gaya Mbak Ve dalam mengadili karya yang begitu ekspresif. Dan the famous Bambang pun is born.


***

Kami pun menghabisi Jumat malam dengan berbincang, makan, dan tidur.

Saya jadi lebih mengenal Pia, Lia, Fia, Farrah, Didi, Elisa, Ghyna, Mufi, Vivi, Mas ipul (wajahmu itu lho, mas, menggelayuti pikiranku terus), Mas Adit dan Nadia, Mbak Indah, Evi dan Mala, Mbak Nurul, Rosanti dan Reza Nufa yang terkenal itu.
Minus Reni yang ternyata sedang sakit saat itu. Cepat sehat, ya, Ren!

***

- Hari kedua, Sabtu, 14 Juni 2014; "Kaliurang, Kami datang!!"

Lanjut di hari kedua. Kami punya jadwal bedah novel Sang Alkemis oleh Tia Setiadi dan kuliah State of Mind dari Pak Edi hingga tengah hari, lalu sisanya adalah perjalanan ke Kaliurang dan bersenang-senang! Yay!

Ini dia Mas Tia Setiadi saat beraksi membedah novel Sang Alkemis.












Kuliah State of Mind oleh Pak Edi Akhiles.



















Setelah berserius ria, saatnya kita besenang ria.

Pukul 13:00 kita berangkat dari asrama menuju Kaliurang.
Peserta dibagi ke dalam beberapa buah mobil yang difasilitasi oleh Pak Edi.
Saya satu mobil dengan Pia, Lia, Elisa, Farrah, Mas Sukur, Vivi, Reza dan Mas Aconk.
Dan kami...ngobrol.

Kira-kira berselang 1 jam lewat dikit, kami pun hadir di sebuah penginapan di Kaliurang.
Bagi yang belum tau, Kaliurang terletak di dekat gunung Merapi. Hawanya sangat dingin. Brrr! Hehe.

Di sana kami langsung disambut oleh taman bermain yang ada ayunannya. Jadilah semua peserta kembali ke sifak kekanak-kanakannya.


 Ini Lia dan Pia yang nampak bahagia mendapati di usia mereka sekarang, akhirnya bermain ayunan lagi.
















Yang ini Vivi, Mufi, Elisa, dan Farrah yang memang masih kanak-kanak.


Setelah beradaptasi sejenak, kami diberitahu untuk mempersiapkan penampilan di malam minggu. Malam mingguan Khas Kampus Fiksi. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing harus menampilkan yel-yel dan sebuah drama singkat.

Eng ing eng... Tiba-tiba sudah malam aja.
Saatnya acara malam mingguan bersama.
Saya yang satu kelompok dengan Lia, Farrah, Mbak Indah dan Elisa menampilkan "yel-yel yang iya iyalah" dan drama absurd tentang Bambang yang terlambat ke sekolah karena diajak muter-muter oleh supir travel.

Yang mengesankan dari semua penampilan adalah munculnya sosok Evi Rose dan kelompoknya. Mengusung drama "Kembar Diaries" dengan tagline-nya "panasshh, sensssasionall, menggelithikk, fennnommenaaalll" yang akhirnya menjadi tagline kami semua di keesokan harinya.

Oh, iya, ada juga hantu minta MoU yang diperankan oleh Mas Adit. Dan juga ada drama ala sinetron diperankan oleh Reza dan Rosanti (selanjutnya dipanggil dengan KakRez dan KakRos, yang dipercayai sudah maktub!)

Juga ada penampilan spesial dari para panitia. Dan saya melihat sisi lain dari Mbak Rina.


Saya dan temans kelompok sedang ber-absurd ria.


Ini hantu yang minta MoU biar cepet turun.

Adegan yang sinetron bingits oleh KakRez dan KakRos.



Dan ini adalah Evi Rose bersama kelompok (kiri-kanan; Fia, Sayful, Evi, Didi, Ghyna)
sedang memperagakan tagline "panasshh, sensssasionall, menggelithikk, fennnommenaaalll"




Inilah Mbak Rina dengan kepribadiannya yang lain.


Looks so cute! Entah itu adalah akting, 



atau yang kulihat selama ini adalah yang akting. :D






Bonus


Setelah semua penampilan, akhirnya kami sampai pada acara penganugerahan dan penyerahan hadiah simbolis kepada cerpenis terbaik dari semua cerpen peserta Kampus Fiksi Emas. Juga ditambah sebuah award rahasia dari Pak Edi kepada alumni favorit Kampus Fiksi.

Cerpenis terbaik diberikan kepada Mas Sayfullan. Hadiahnya 5jt vroohhh.

Dan award spesial "Alumni Favorit Kampus Fiksi 2014" diberikan kepada Reza Nufa.

Formasi lengkap peserta Kampus Fiksi Emas 2014

Malam minggu pun ditutup dengan acara api unggun dan permainan 'truth or dare' yang dibarengi dengan berbagi kado antar peserta.
Venue terjadinya truth or dare ala Kampus Fiksi Emas

Ini KakRez saat di-dare mengungkapkan cinta, dia memilih KakRos cobaaa... so sweet ya...:D


Dasar cinloker dan PHP emang...xD



Lalu ini adalah Mas Aconk yang memeluk saya karena di-dare untuk memeluk seorang lelaki.
Dan saya adalah lelaki terpilih itu. So sweet juga sih ini...

Dan ini saya dan KakRez berpelukan. Bukan karena dare atau tantangan apapun.
Lagi pengin aja... malam itu dingin... xD

Setelah api unggun meredup dan mati. Kami nyanyi bareng di pelataran penginapan sampai ngantuk.

To be continued...

Berikutnya; "Lava Tour Merapi!"

No comments:

Post a Comment